Jalan Penghubung Sentra Pangan Berau Segera Diperbaiki

Jalan Penghubung Sentra Pangan Berau Segera Diperbaiki

TANJUNG REDEB - Kondisi Jalan Poros Maluang–Tanjung Batu pada ruas Kampung Samburakat, mengalami    kerusakan jalan di sejumlah titik. Bahkan disebut sudah masuk dalam kategori rusak parah dan dinilai menghambat aktivitas masyarakat.


Beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Gamalis bersama pihak terkait, sempat melakukan peninjauan ke lokasi. Ia pun  menaruh perhatian serius terhadap kondisi jalan   tersebut, mengingat jalan tersebut merupakan akses vital bagi masyarakat, khususnya untuk distribusi hasil pertanian dan komoditas pangan.


Wilayah di sekitar jalan tersebut diketahui sebagai salah satu sentra penghasil sayur, buah, dan kebutuhan pokok lainnya yang dipasok ke berbagai wilayah di Berau.


Menindaklanjuti hal tersebut, Gamalis langsung memerintahkan Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau. Untuk segera membuat laporan dan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang, agar penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin.


Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan DPUPR Berau, Junaidi, pun membenarkan bahwa kerusakan jalan di lokasi tersebut cukup memprihatinkan.


“Jadi gini, kemarin bersama Pak Gamalis kami meninjau Ruas Jalan Maluang–Tanjung Batu. Ini statusnya Jalan Nasional,” terang Junaidi pada Senin (5/5) lalu. 


Yang ditinjau oleh pihaknya, adalah longsoran yang berada di lokasi Kampung Samburakat. Longsor tersebut lebih dari separuh badan jalan, mengalami penurunan dan patahan. Kerusakan ini cukup parah dan sudah menghambat akses transportasi.


Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur.

Menurutnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan koordinator lapangan dari BBPJN telah turun langsung ke lokasi, guna melakukan pendataan terhadap kerusakan yang ada.


Dari hasil koordinasi tersebut, terdapat tiga jenis penanganan yang direncanakan untuk ruas jalan sepanjang 110 kilometer itu. Untuk penanganan longsor,  dialokasikan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar, penanganan jembatan sebesar Rp 7,9 miliar, dan penanganan preservasi jalan sebesar Rp 13 miliar.


Sehingga Pemerintah Pusat melalui BBPJN Kaltim di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum, menyediakan Rp 24,4 miliar untuk ruas tersebut.


“Preservasi ini yang nanti akan menangani titik-titik kerusakan yang sudah ditinjau. Pelaksanaannya dalam waktu dekat,” ujarnya.


Di tengah efisiensi anggaran kali ini, jika nantinya ternyata anggaran tersebut belum mencukupi, akan diusulkan kembali secara berjenjang.

“Tapi mereka (BBPJN Kaltim, red) tetap upayakan penanganan dengan dana yang sudah ada,” jelas Junaidi. (*)