Tahun Depan Kampung Marancang Ulu Akan Dibangun Water Treatment Plant
Kalau berbicara dalam skala rumah tangga, rata-rata penggunaan air di rumah tangga khususnya di daerah perkotaan di Indonesia lebih banyak digunakan untuk mandi dan buang hajat. Ini kemudian diikuti oleh kebutuhan mencuci.
Sebesar 30% dari air domestik dipakai untuk mencuci, sedangkan 70% sisanya digunakan untuk membilas. Sebagian besar air bersih kalau di Indonesia diambilnya dari air permukaan seperti sungai dan danau dan ada juga yang diambil dari air tanah.
Tak pelak di Kota dan Kampung di wilayah Kabupaten Berau, kalau kebutuhan air bersih. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau telah berencana membangun pengolahan air bersih di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur.
Pembuatan Water Treatment Plant (WTP) ini sebagai bentuk mempersiapkan pengolahan yang kapabel, sebelum akhirnya didistribusikan ke rumah-rumah.
Menurut keterangan Kepala Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (AMPLP) DPUPR Berau, Decty Toge Manduli, bahwa proyek yang dimulai tahun depan itu, menelan anggaran mencapai Rp 23 Miliar lebih.
“Tahap awal akan kita pastikan pengolahannya, makanya tahun depan kita mulai membangun pengolahannya,” ungkapnya.
Lanjut Decty, lokasinya berdekatan dengan Bendungan Merancang, namun untuk kebutuhan airnya, akan diambil dari Sungai Lati di dekat lokasi pembangunan.
Ia menyebut, pemilihan lokasi di dekat Bendungan Merancang, dikarenakan posisi yang cukup tinggi, akan memudahkan penyaluran ke tempat yang lebih rendah.Kendati demikian, proyek pembangunan pengolahan air bersih ini nantinya akan menjangkau hingga Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan. Sehingga akan dimatangkan pembangunannya, sebelum membangun jalur penyalurannya nanti.
“Kita menarget pekerjaan ini sampai Tanjung Batu, sehingganya mau di eksisting dari Merancang ini,” ujarnya.
Diakuinya, jalur penyalurannya nanti akan dibuat melalui kampung-kampung dalam, tidak mengikuti jalan poros yang ada, misalnya Kampung Kasai, Semanting dan Usiran.
Kebijakan ini nanti akan diambil, agar penyalurannya kepada masyarakat bisa lebih luas. Tentu, pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap.
Proyek yang akan dijalankan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau 2025 mendatang itu, kata Decty akan memiliki mesin pengolahan dengan kapasitas dua kali 50 liter per detik. Sehingga kemampuannya akan mencapai 100 liter per detik.
“Kita investasi dengan sungguh-sungguh, ketika pengolahan bisa berjalan maksimal, kondisinya oke, kualitas baik, maka mampu melayani masyarakat dengan baik,” terangnya.
Dirinya berharap pembangunan ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih, yang selama ini masih dibutuhkan masyarakat banyak. Apalagi, diakui air bersih merupakan kebutuhan dasar masyarakat, dan diperlukan orang per orang, sehingga dampak sosialnya lebih kompleks.(hel)